“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.”
(QS. Al-Hajj : 32)
FSLDK: Antara Jaringan dan Forum Musyawarah
Terbentuknya Sarasehan yang dipelopori beberapa LDK di pulau Jawa melahirkan forum besar. Gerakannya membesar layaknya bola salju dan membawanya sampai saat ini menjadi Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) sampai kepada tingkat nasional dengan jumlah LDK tidak kurang dari 200 Lembaga. Forum yang terlalu besar untuk melakukan perubahan.
Terbentuknya Sarasehan yang dipelopori beberapa LDK di pulau Jawa melahirkan forum besar. Gerakannya membesar layaknya bola salju dan membawanya sampai saat ini menjadi Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) sampai kepada tingkat nasional dengan jumlah LDK tidak kurang dari 200 Lembaga. Forum yang terlalu besar untuk melakukan perubahan.
FSLDK dapat diartikan sebagai serangkaian jaringan yang menghubungkan
antara satu LDK dengan LDK lain. Yang masing-masing terkoordinasi
secara integratif. Jaringan tersebut membentuk sebuah pola komunikasi
dan pola pergerakan yang pada puncaknya ada pada saat terselenggaranya
FSLDK. Singkatan terakhir memiliki definisi yang berbeda, yakni
bermakna Musyawarah yang dilakukan LDK yang tergabung dan dalam periode
tertentu yang disepakati. Dua definisi yang berbeda bukan? Jaringan dan
Musyawarah.
FSLDK Nasional dan FSLDK Daerah
Konsensus demi konsensus, perjalanan demi perjalanan membuat FSLDK semakin matang dengan konsep bergerak dan eksekusinya. Adalah lebih dari 20 tahun umur FSLDK saat ini, kematangan FSLDK membawa perubahan wajah ke-LDK-an di Indonesia. Satu konsensus yang menjadi syi’ar sekaligus parameter kekuatan LDK saat ini, yaitu forum dua tahunan FSLDK Nasional (FS-Nas) dan FSLDK Daerah (FS-Da). FS-Nas adalah forum besar yang dilaksanakan terpusat; seluruh LDK di Indonesia diundang menghadiri forum silaturahim ini. Sedangkan FS-Da dilaksanakan di kawasan tertentu yang kawasannya ditentukan sesuai kesepakatan antara Puskomnas dengan Badan Pengurus (BP) yang ditunjuk Puskomnas. Sehingga, sebagai contoh, akan terdapat FS-Da Bandung Raya, FS-Da Priangan Barat dan FS-Da Priangan Timur dan Wilayah III Cirebon, yang ksesemuanya itu termasuk dalam wilayah yang dinaungi BP Nasional Jawa Barat.
Konsensus demi konsensus, perjalanan demi perjalanan membuat FSLDK semakin matang dengan konsep bergerak dan eksekusinya. Adalah lebih dari 20 tahun umur FSLDK saat ini, kematangan FSLDK membawa perubahan wajah ke-LDK-an di Indonesia. Satu konsensus yang menjadi syi’ar sekaligus parameter kekuatan LDK saat ini, yaitu forum dua tahunan FSLDK Nasional (FS-Nas) dan FSLDK Daerah (FS-Da). FS-Nas adalah forum besar yang dilaksanakan terpusat; seluruh LDK di Indonesia diundang menghadiri forum silaturahim ini. Sedangkan FS-Da dilaksanakan di kawasan tertentu yang kawasannya ditentukan sesuai kesepakatan antara Puskomnas dengan Badan Pengurus (BP) yang ditunjuk Puskomnas. Sehingga, sebagai contoh, akan terdapat FS-Da Bandung Raya, FS-Da Priangan Barat dan FS-Da Priangan Timur dan Wilayah III Cirebon, yang ksesemuanya itu termasuk dalam wilayah yang dinaungi BP Nasional Jawa Barat.
Forum Silaturahim LDK Nasional atau FS-Nas menyimpan fungsi sentral
yang penting bagi dunia dakwah. Yakni, bahwa FS-Nas merupakan Parameter
nasional performansi LDK seantero Indonesia. Fungsi ini dapat dilihat
pada kekalahan pemira ITB. Hari itu, 19 April 2007, hasil perhitungan
suara Pemilu Raya (Pemira) Kabinet KM ITB, memilukan hampir seluruh
kader Lembaga Dakwah Kampus se-Indonesia. Seorang aktivis dakwah
mengatakan bahwa yang memilukan kader bukan pada kekalahan pemiranya
melainkan karena pemenangan pemira merupakan tahapan mengukur kinerja
aktivis dakwah kampus tersebut. Sehingga, boleh jadi kondisi aktivis
dakwah kampus tersebut mengalami kemunduran baik dalam aspek spiritual,
intelektual maupun etos kerja. Maka, hal ini sama halnya pada saat
penyelenggaraan FS-Nas meskipun antara menyelenggarakan suatu event
dengan pemira memiliki karakteristik yang berbeda.
Karakteristik FSLDK
Seperti yang sudah saya ungkapkan pada artikel sebelumnya bahwa dalam dunia FSLDK, unsur-unsur penggerak yang ada didalamnya merupakan representasi dakwah kampus. Kita dapat membagi pada dua sudut pandang, pertama; representasi internal dan kedua; representasi eksternal FSLDK. Kader sebuah LDK yang terlibat di FSLDK merupakan representasi dari LDK yang bersangkutan. Maka, siapapun yang datang pada saat musyawarah atau koordinasi FSLDK, nilai-nilai yang di bawa sang kader memiliki kesan nilai-nilai LDK-nya yang dibawa. Hal itu dapat dikatakan representasi internal. Namun, ketika masyarakat atau institusi apapun melihat kondisi FSLDK, kesannya adalah kondisi Dakwah Kampus. Itulah representasi eksternal. Dan mau tidak mau hal itulah kenyataannya, meskipun terkadang ada sayap lain yang perlu dipertimbangkan.
Dan terdapat satu karakteristik yang tidak terdapat dalam tubuh LDK yakni seluruh aktivitas dengan skala FSLDK sangat dipengaruhi oleh jarak. Dimana faktor ini merupakan penentu kualitas seorang aktivis dakwah kampus. Anda bisa membayangkan ketika mereka harus koordinasi dan konsolidasi tingkat daerah atau tingkat nasional. Mengumpulkan elemen LDK yang tersebar dalam satu ruang membutuhkan energi besar, biaya yang tidak murah, kemauan yang tinggi, dan resiko yang tidak sedikit.
Seperti yang sudah saya ungkapkan pada artikel sebelumnya bahwa dalam dunia FSLDK, unsur-unsur penggerak yang ada didalamnya merupakan representasi dakwah kampus. Kita dapat membagi pada dua sudut pandang, pertama; representasi internal dan kedua; representasi eksternal FSLDK. Kader sebuah LDK yang terlibat di FSLDK merupakan representasi dari LDK yang bersangkutan. Maka, siapapun yang datang pada saat musyawarah atau koordinasi FSLDK, nilai-nilai yang di bawa sang kader memiliki kesan nilai-nilai LDK-nya yang dibawa. Hal itu dapat dikatakan representasi internal. Namun, ketika masyarakat atau institusi apapun melihat kondisi FSLDK, kesannya adalah kondisi Dakwah Kampus. Itulah representasi eksternal. Dan mau tidak mau hal itulah kenyataannya, meskipun terkadang ada sayap lain yang perlu dipertimbangkan.
Dan terdapat satu karakteristik yang tidak terdapat dalam tubuh LDK yakni seluruh aktivitas dengan skala FSLDK sangat dipengaruhi oleh jarak. Dimana faktor ini merupakan penentu kualitas seorang aktivis dakwah kampus. Anda bisa membayangkan ketika mereka harus koordinasi dan konsolidasi tingkat daerah atau tingkat nasional. Mengumpulkan elemen LDK yang tersebar dalam satu ruang membutuhkan energi besar, biaya yang tidak murah, kemauan yang tinggi, dan resiko yang tidak sedikit.
Forum Kaliber Negara
Dengan demikian pada tingkatan yang paling tinggi saat ini, yaitu skala nasional, saya menyebutnya sebagai forum kaliber negara. Meski tidak sekompleks negara, dari medan gerak secara nyata FSLDK bergerak dalam skala negara. Pada saat terdapat isu keummatan yang diusung, seakan-akan FSLDK menjadi oposisi dari negara berdaulat saat ini. Namun, ketika kita melihat konteks mahasiswa, bahwa yang menjalankan semua ini adalah mahasiswa, yang membayar semua ini adalah mahasiswa, dengan sunduqu jundu buna-nya, dan sistem serta mekanisme yang ditetapkan memaksa kader yang terlibat memiliki tingkat kompleksitas yang sebanding dengan negara. Hal inilah yang sebenarnya membuat FSLDK merupakan kekuatan yang paling ditakuti kekuatan kebatilan. Karena FSLDK bermain pada posisi yang strategis dalam melakukan aksinya sebagai salah satu komponen negara.
Dengan demikian pada tingkatan yang paling tinggi saat ini, yaitu skala nasional, saya menyebutnya sebagai forum kaliber negara. Meski tidak sekompleks negara, dari medan gerak secara nyata FSLDK bergerak dalam skala negara. Pada saat terdapat isu keummatan yang diusung, seakan-akan FSLDK menjadi oposisi dari negara berdaulat saat ini. Namun, ketika kita melihat konteks mahasiswa, bahwa yang menjalankan semua ini adalah mahasiswa, yang membayar semua ini adalah mahasiswa, dengan sunduqu jundu buna-nya, dan sistem serta mekanisme yang ditetapkan memaksa kader yang terlibat memiliki tingkat kompleksitas yang sebanding dengan negara. Hal inilah yang sebenarnya membuat FSLDK merupakan kekuatan yang paling ditakuti kekuatan kebatilan. Karena FSLDK bermain pada posisi yang strategis dalam melakukan aksinya sebagai salah satu komponen negara.
Lihatlah betapa kalangan yang bergerak adalah kalangan intelektual
muslim yang memiliki idealisme yang tak kalah ketika reformasi
digulirkan. Lihatlah betapa jaringan terbentuk dengan soliditas yang
tinggi dengan paradigma kebangsaannya. Satu khadimul ummah, Puskomnas,
mengkoordinasi 29 gubernur-gubernur kepuskomdaan, dan dibantu 15
Menteri-menteri BP-Nas, yang kesemuanya itu dapat diibaratkan sebagai
sebuah miniatur kekhalifahan Islam. Berlatih saat ini merupakan masa
yang tepat, karena ketika elemen yang paling dekat dengan realita
memiliki kesatuan gerak langkah, boleh jadi pemikiran-pemikiran besar di
FSLDK-lah yang melahirkan generasi-generasi menegara bahkan mendunia.
Wallahua’lam.***
-cecep pratama-
kasek FSLDK Gamais 2007-2008
kasek FSLDK Gamais 2007-2008
dikutip dari buku “Gamais Apa saja”
Komentar :
Posting Komentar