Saya berasal dari kampus kedinasan, dimana banyak peraturan yang diperlakukan secara khusus untuk di kampus ini saja, sehingga banyak kesulitan bagi kami dalam melaksanakan agenda dakwah.
Maksud khusus disini adalah kampus yang
bisa dikatakan bukan perguruan tinggi seperti pada umumnya, akan tetapi
perguruan tinggi yang mempunyai kekhasan tersendiri. Seperti perguruan
tinggi kedinasan, perguruan tinggi intelejen, perguruan tinggi militer,
perguruan tinggi keperawatan,ekstensi, Diploma, perguruan tinggi agama
Islam, perguruan tinggi agama non-Islam. atau perguruan tinggi yang
mempunyai kekhasan lain.
Bentuk kekhasan yang pernah saya jumpai seperti ;
Perguruan tinggi kedinasan yang menuntut mahasiswa tinggal di asrama selama masa perkuliahan(2) Perguruan tinggi yang memiliki lama kuliah 3 tahun ( D-3 ) atau kuliah malam ( ekstensi )
(3) Perguruan tinggi yang menerapkan sistem militer dalam sistem pendidikannya
(4) Perguruan tinggi yang pada tahun kuliah tertentu mewajibkan mahasiswa Kuliah Praktek selama 1 tahun
(5) Perguruan tinggi yang berbasiskan Islam
(6) Perguruan tinggi yang memiliki peraturan yang melanggar syariah Islam, seperti perempuan yang tidak diperbolehkan memakai jilbab atau tidak diperbolehkan mengenakan bawahan rok
(7) Perguruan tinggi yang non-Islam, sehingga ada mata pelajaran agama lain masuk dalam kurikulum wajib kita ambil
(8) Perguruan tinggi dengan karakter mahasiswa homogen, seperti akademi keperawatan yang di dominasi oleh mahasiswi
Dan mungkin lebih banyak lagi contoh yang bisa Anda sebutkan. Saya seringkali mendapat pertanyaan terkait kampus dengan ke-khasan ini. Kebanyakan memang saya tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan, karena bagaimanapun kondisi khas ini tidak saya pahami dengan baik atau saya tidak mengetahui medan dakwah disana dengan baik. Sehingga seperti yang sering saya utarakan, metode atau strategi dakwah yang terbaik sejatinya hanya bisa dibuat oleh Anda pelaku dakwah di sebuah kampus.
Pada tulisan ini saya mencoba memaparkan cara pandang yang diperlukan dalam menyusun pola dakwah di kampus-kampus yang mempunyai ke-khasan tersendiri. Alangkah baiknya jika Anda pelaku dakwah di kampus-kampus tersebut bisa mengformulasikan dakwah yang paling tepat dan dibukukan lalu dapat diadaptasi dengan kampus sejenis lainnya. Saat, FSNAS di Lampung satu tahun silam, sempat di inisiasi forum dakwah kampus kedinasan dan perguruan tinggi Islam. Aliansi atau forum ini bertujuan agar ada tempat berbagi dan berdiskusi serta mengembangkan pola dakwah yang terbaik untuk kampus yang sejenis ini.
Tak bisa kita elakkan pula dalam penyusunan
strategi ini, kondisi mahasiswa dan lingkungannya sangat unik. Sebutlah
di perguruan tinggi agama Islam ( PTAI ), dimana sebagian mahasiswanya
mungkin sudah paham Islam, sehingga mereka menilai mengikuti LDK menjadi
tidak ada manfaatnya. Akhirnya dibutuhkan pola dakwah khusus dimana LDK
menjadi seperti pusat Inkubasi Pemikiran Islam, barulah banyak yang
mengikuti. Karena, para mahasiswa disana justru melihat LDK sebagai
tempat belajar Islam yang lebih advance. Contoh kedua di sekolah
kedinasan pemerintahan ( IPDN ) yang dimana mahasiswa disana tidak
diizinkan untuk keluar kampus tanpa izin yang jelas, serta ada kewajiban
untuk menginap disana. Sehingga pola dakwah disana menyesuaikan dengan
pola hidup yang ada, dengan membuat sebuah trendset tersendiri bagi
seorang muslim, seperti budaya membangunkan sholat subuh berjamaah,
kajian setelah magrib, sahur dan buka bareng puasa sunnah, dan membuat
kebiasan lain yang sangat efektif dalam membangun budaya dan lifestyle
muslim pada mahasiswa disana.
Untuk sampai pada tahapan mampu untuk
membuat sebuah sistem sendiri dibutuhkan waktu yang cukup lama tentunya.
Pada bagian selanjutnya saya akan memaparkan poin of view apa saja yang
perlu diperhatikan dalam membuat strategi dakwah ini
(1) Mengenal medan kampus. yakni mengenal bagaimana kekhasan
kampus Anda dibandingkan dengan kampus umum lainnya. Cari perbedaan yang
mendasari mengapa perlu ada perlakuan khusus terhadap kampus Anda.
Mengenal disini termasuk kepada semua civitas akademika dan lingkungan
sekitar kampus.(2) Pola Regenerasi. Dalam beberapa kampus perlu juga di sesuaikan pola regenerasinya . Seperti untuk kampus yang masa perkuliahan 3 tahun, maka pada tingkat dua seorang kader sudah harus memegang tanggung jawab sebagai pemimpim utama.
(3) Karakter mahasiswa. Karakter mahasiswa yang ada, biasanya untuk kampus yang mempunyai kekhasan ini, karakter mahasiswanya lebih homogeny, cari tahu dimana letak kesamaan mahasiswa di kampus Anda, dan jadikan itu sebagai landaan dalam menentukan pola pendekatan dakwah.
(4) Tata Aturan yang berlaku, yakni aturan kampus yang bisa mendukung atau menghambat gerak dakwah Anda di kampus. seperti larangan berjilbab atau sebaliknya kewajiban berjilba bagi para mahasiswi.
(5) Menemukan Potensi pendekatan Dakwah, setelah mengetahui kondisi ( analisa SWOT ) terhadap kampus Anda, maka perlu kiranya kita mencari potensi dakwah yang dimiliki dan bisa menjadi senjata ampuh dalam berdakwah. Sebutlah, potensi kedekatan emosional antar mahasiswa memudahkan kita untuk mengajak mahasiswa Sholat, atau potensi pemahaman agama para kader yang memungkinkan membuka kesempatan mahasiswa yang ingin belajar agama lebih intens.
(6) Menentukan profil kader yang dibutuhkan. Profil ini untuk membantu LDK membentuk criteria kader yang dibutuhkan agar dakwah di kampus Anda menjadi lebh mudah. Sebutlah untuk di PTAI maka kader minimal memahami kitab-kitab Islam, atau memiliki hafalan QUr’an beberapa juz. Atau untuk di sekolah olahraga, maka kader harus memiliki kekuatan fisik yang baik, sehingga bisa menjadi teladan untuk sekitar.
(7) Tidak mengikuti pola dakwah pada umumnya. Terkadang pada kampus khusus ini, pola dakwah di kampus umum seringkali tidak bisa digunakan. Sehingga Anda perlu berpikir keras terkait metode dakwah yang ideal dan tepat. Bahkan bisa jadi pola dakwah yang dilakukan di kampus Anda adalah pola dakwah yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
(8) Trial and error. LDK harus berani uji coba dan siap gagal atas rekayasa dakwah yang dilakukan. Dengan terus uji sistem dan kader, biasanya pola dakwah yang tepat akan terbentuk. Perbanyak diskusi pula dengan kampus sejenis.. Membangun forum kampus yang memiliki kekhasan ini juga bisa menjadi solusi tambahan.
Dikuip dari buku ” Analisis Instan Problematika Dakah Kampus” karya Ridwansyah Yusuf Ahmad
Komentar :
Posting Komentar